BANNER

Rabu, 30 November 2011

#bannedmasaladsenseunited

Kisah banned masal Google Adsense di Indonesia memang bukan baru sekali dua kali terjadi. Tapi bulan November 2011 ini bisa dibilang yang paling buruk. Bukan karena korbannya yang jumlahnya bertambah, melainkan alasan banned yang semakin tidak jelas. Banyak teman-teman saya, yang saya tahu persis, adalah pemain Adsense aliran putih — konten orisinil + manual posting, 100% white hat SEO + 100% organic traffic (non-paid), dan anti spam — ternyata ikut di-banned. Lebih lucu lagi, tidak sedikit non-publisher yang ikutan menerima surat talak. Lha daftar Adsense aja nggak, kok bisa ikutan ditendang, hehehe.
Di forum banyak sekali yang membahas masalah banned masal ini. Alhasil, banyak sekali teori-teori mengenai kenapa Google bisa sesadis ini. Mulai dari banyaknya publisher dari Indonesia yang bermain curang hingga kondisi keuangan Google yang sedang gonjang-ganjing, terkait dengan krisis ekonomi di Amerika sono. Mungkin Anda juga yang punya teori tersendiri?
Saya sih punya, tapi rasanya tidak penting untuk membahasnya. Yang lebih penting sebenarnya adalah, bagi yang terkena banned, apa yang harus dikerjakan setelah ini. Jelas, Anda punya dua pilihan, tetap setia atau selingkuh.
Bagi yang mencoba untuk setia, ada baiknya juga mencoba untuk mengira-ngira dahulu situs apa yang sebelumnya membuat mereka di-banned. Memang Google tidak pernah memberitahukan kepada kita, situs milik kita yang mana yang benar-benar bermasalah dan membuat mereka mengetok palu. Tapi dengan Google Analytics sebenarnya kita bisa mengira-ngira sendiri.
Caranya sebagai berikut.
Masuk ke situs Google Analytics dan buka halaman report salah satu situs Anda (yang sebelumnya dipasangi Google Adsense). Pada bagian Demographics (ini mengacu pada interface Analytics yang baru, ya), klik pada Service Provider.

Akan muncul daftar ISP yang digunakan oleh pengunjung pada saat mengakses situs Anda. Klik pada View Full Report yang ada di pojok kanan bawah.
Selanjutnya, pada kotak pencarian, masukkan “Google” diikuti dengan menekan Enter atau mengklik ikon kaca pembesar di sebelahnya.

Jika ada hasilnya, berarti pernah ada tim dari Google yang melakukan review secara manual pada situs Anda. Untuk lebih memastikan, klik pada Secondary Dimensions dan pilih Country / Region. Jika hasilnya United States, ya berarti memang benar.
Ulangi lagi untuk situs-situs Anda yang lain. Jika sudah, buat daftar situs-situs mana saja yang pernah didatangi oleh Google. Ini adalah daftar situs yang kemungkinan besar dicurigai oleh Google telah melanggar TOS mereka. Nah, situs yang mendapat kunjungan dari ISP Google pada hari H (hari dimana Anda mendapat surat banned) atau yang paling dekat dengan itu kemungkinan besar adalah situs yang benar-benar dianggap telah melanggar TOS.
Selain itu, cara di atas akan lebih valid apabila surat banned Anda memang membahas mengenai pelanggaran dari sisi konten. Sekedar informasi, alasan banned dari Google dapat dibagi menjadi dua besar, yaitu tentang invalid click / dangerous activity dan konten. Jika alasannya adalah yang pertama, pengecekan dengan Google Analytics tidak berlaku.
Sekali lagi, ini hanya perkiraan saja, ya. Karena belum tentu tim dari Google Adsense yang datang. Bisa jadi tim dari divisi Search Engine mereka yang sedang sidak. Tapi dari hasil analisa saya, berdasarkan situs-situs yang saya miliki, yang biasanya didatangi oleh ISP Google adalah situs-situs jenis wallpaper, article directory, dan lirik lagu. Dan sepertinya memang benar situs-situs jenis itulah yang ada di area abu-abu dari TOS Google Adsense :)
Setelah mengetahui situs yang bermasalah (atau kemungkinan besar bermasalah), amati situs-situs yang bersangkutan dan coba cari bagian mana yang sekiranya melanggar TOS Google Adsense. Apakah dari segi tampilan, konten, atau yang lainnya. Pastikan pada saat bermain kembali di Google Adsense nanti Anda tidak melakukan kesalahan yang sama.
Jangan lupa bahwa konten hasil kopas sekarang pun bisa membuat akun Adsense Anda di-banned.
Jangan lupa juga, penting untuk tidak mengandalkan penghasilan dari satu program saja. Untuk urusan monetisasi blog memang Google rajanya. Tapi bukan berarti kita harus 100% menggantungkan gaji kita kepadanya. Baca artikel berseri yang pernah saya tulis 2 tahun silam mengenai Multiple Streams Of Income (bagian 1, 2, dan 3). Tuh, dari dulu sudah saya ingatkan, loh :)
Terakhir, ini sekedar ajakan saja, alih-alih sibuk mengungkap kegalauan karena banned Adsense di sana sini, yuk kita sebarkan hal-hal yang positif. Misalnya saja, updet status motivasi di Twitter dan Facebook yang sekiranya bisa membuat teman-teman kita yang terpuruk bisa jadi semangat kembali. Kalau bisa juga, gunakan tagar #bannedmasaladsenseunited ya, siapa tahu bisa jadi trending topic :)


SUMBER:http://cosaaranda.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites